"Jika engkau bukan anak raja dan bukan anak seorang ulama, maka jadilah seorang penulis" - Al Ghazali

Selasa, 09 Agustus 2016

Kunjungan Semi-studi ke Bursa Efek Indonesia


Liburan semester genap kali ini memiliki banyak cerita bagi saya, baik yang sudah lewat maupun yang baru akan saya jalani.
Selain memang liburan semester kali ini yang bersamaan dengan momen ramadhan, idul fitri dan juga menjelang hari kemerdekaan, durasi libur yang bisa dibilang cukup lama menambah kesan gabut namun mengasyikkan karena dari situ lah muncul banyak ragam cerita.

Langsung ke topik yang saya singgung di atas,
ya!.. sebuah kunjungan gan n sis,
ke mana?
....
...
..
.
Bursa Efek Indonesia!
Sering disebut juga dengan IDX (Indonesia Stock Exchange),
beuh ntap jiwa! saya ngidam kesini sejak SMA, dan gak kepikir bakal kesampaian akhirnya, hehe

"ok, back to back" -Drake


Awalnya saya diajak ikut sebuah seminar dan sekolah mengenai pasar modal syari'ah oleh seorang teman SMA saya, namanya Arjuno (dulu anak IPA). sedikit cerita saja sekarang dia sedang menempuh kuliah di PNJ dengan program studi yang diambil yakni Adm Bisnis. (kita tahu anak IPA mah bebas)
Beberapa minggu sebelumnya, saya sebenarnya sudah merecanakan ingin ikut sekolah pasar modal (SPM) yang konvensional ke IDX, tapi waktu itu gak jadi, eh sekarang diajak temen yang syari'ah baru bisa benar-benar menyempatkan diri, emang mesti coba yang berkah lebih dulu mungkin ya gan n sis?

Tujuan kunjungannya apa bosqu?
Oke, jadi tujuan saya melakukan kunjungan kesana ya tentunya pengen cari tahu dong info mengenai apa bursa efek itu?, bagaimana orang-orang disana bekerja, lalu lihat-lihat sambil mata melongo ada grafik tab segede gaban beserta komponen pendukung analisa bursa yang mutakhir dan up to date banget.
Namanya saja sudah disetarakan dengan standar global layaknya NYSX (New York Stock Exchange), LSE (London Stock Exchange) dan lain-lainnya. Tentunya dengan penyematan label demikian standar operasional di IDX ini tak boleh sembarangan dan gak jauh berbeda sama yang sudah maju di luar sana.

Lanjut ngetrip hari H, saya berencana berangkat naik motor karena menghindari macet dan memang sudah terbiasa bawa motor ketimbang si gerobak besi yang sim nya entah sudah lumutan di dompet.

Kembali ke tanggal 19 Juli 2016 kemarin, dimulai pada pukul 06.00, saya sempatkan diri sarapan setelah rapih dan menyempatkan untuk sekadar searching rute naik motor ke arah Sudirman. Bukan saya gak tahu atau buta jalan, tapi saya dengar ada pengalihan jalan bagi para bikers yang ingin ke arah Central Business District atau jantungnya kota Jakarta itu, karenanya saya cari supaya gak nyasar.

Perjalanan keluar dimulai dari rumah saya di kawasan Jurangmangu Barat, Pondok aren Tangerang selatan tepat pukul 07.00 pagi sesuai janji dengan teman saya (Arjuno). saya bahkan cukup ngaret mengingat hari itu hari libur yang super mager bagi saya untuk melangkah jalan ke luar rumah, tapi mengingat sudah bayar biaya registrasi sebesar 100 ribu rupiah yang tidaklah sedikit bagi anak kosan yang libur dirumah, seketika itu urung niat males-malesan dan cepet-cepet capcus buat ketemuan di daerah Ciledug, Tangerang.

Sesampainya di Ciledug, ternyata saya belum menemui kawan saya itu, begitu saya hubungi dia ada di sebuah kios depan Dian Plaza daerah pasar lembang, haha fix waktu itu saya merasa banget ada miskomunikasi sebelumnya, dan ya.. maka terjadilah.
Lalu kami memutuskan untuk pindah meetpoint ke daerah Kreo (depan univ. Budi Luhur). Untuk kelancaran perjalanan yang dikejar tenggat rundown mulai pukul 09.00, saya coba berhenti di sebuah showroom mobil untuk memudahkannya. Setibanya di sana, lagi-lagi saya tiba terlalu cepat meski berangkat udah di ngaretin pake banget wkwk ((jiwa anak kosan)).

Akhirnya, setelah menunggu kurang lebih 15 menit, Arjuno tiba dan gak pake banyak cing-cong saya cus ke Sudirman.
Sepanjang jalan banyak galian dan tiang pancang megaproyek MRT yang menyita lahan dan membuat kemacetan semakin parah. namun saya paham, megaproyek ini bukan main-main, Jakarta dan Palembang sedang gencar percepatan pembangunan infrastruktur, diestimasikan proyek ini akan sangat bermanfaat bagi moda transportasi publik di Jakarta dan Indonesia khususnya guna persiapan mobilisasi para atlet dan turis negara-negara di Asia pada pagelaran Asian Games 2018 mendatang.

Satu jam perjalanan, belum sampai senayan. "duh, masih jauh banget nget.." gumam saya lirih.
benar saja, jalan macet memang selalu jadi musuh bagi bikers penglaju macem saya yang melintas wilayah ring urban dan suburban ibukota.
sempat nyasar beberapa kali sampai saya menepi untuk ngasih minum kuda saya (baca: bensin motor) sembari searching lokasi via Waze dan Gmaps dan Juno dengan sabar menunggu saya di tepi SPBU.

"Ok ketemu!, mayan deket nih" pungkas saya dalam hati.
Selepas kuda minum hingga fulltank, saya putar arah bersama Juno ke daerah CBD Sudirman seperti tadi, dan sedikit mengarah ke senayan.
Alhamdulillah.. akhirnya gedung itu mulai nampak di mata ketika saya melihat logo yang familiar. Lingkaran merah berkelir buritan yang entah menyerupai huruf X atau tanda silang.


Gedung dan logo BEI / IDX
image by: indonesia-investments.com




Kami parkir motor di belakang gedung IDX, seberang Panin sekuritas pusat dan dekat dengan tempat rekreasi edukasi indoor anak KidZania.

Masuk ke dalam gedung utama, tiba di tower 2 kami langsung disalami (baca: disambut) mas dan bapak gagah security IDX yang kemudian menanyakan maksud kedatangan kami.

"Mas, ada perlu apa ya?"
"Ini pak, emm mau ikut seminar saham"
"Sekolah pasar modal ya?"
"Ah.. Iya pak! hehe"
"Baik, mas masuk dulu, body checking, silahkan barang bawaanya taro disini saja"

Setelah jelas dan diperbolehkan, barang bawaan kami selanjutnya melalui tahap screening metal detector. Yang unik sekaligus mengagumkan bagi saya adalah sistem keamanannya yang sangat ketat dan komperhensif, bahkan bagi pekerjanya sekalipun (yang saya lihat).
Terhitung sebanyak 3 kali saya melewati proses pemeriksaan dan tas bawaan juga di rogoh sampai saku-saku kecilnya.

Sesampainya di bagian dalam, saya mengambil kartu tanda pengenal bertulis "visitor" yang ditujukan khusus bagi para pengunjung. Kartu itu didapat dengan menukarkan satu dokumen pribadi sampai kunjungan selesai. Saya menukarnya dengan SIM tipe A saya yang hampir tidak pernah digunakan bahkan untuk dikeluarkan sekalipun. dang!.

Selanjutnya kami diarahkan ke lantai 1 dari groundfloor. Jadi di gedung megah nan canggih ini hitungan lantai satu nya dimulai dari lantai setelah GF (eh?) maksudnya dari lantai GroundFloor (GF) lalu 1,2,3 dan seterusnya.

Di lantai dua sudah ada meja registrasi untuk peserta. Benar saja, saya dan Juno telat satu jam lebih dari jadwal semestinya. Tapi, niat kami sudah sampai, raga kami juga sudah, kenapa mesti khawatir untuk sebuah pengalaman dan ilmu bermanfaat? tidak ada kata terlambat bukan? *eaapencitraan

Singkat cerita, kami masuk setelah menyerahkan beberapa dokumen pendukung. Ternyata kondisi di dalam sudah cukup ramai meski ada beberapa bangku yang kosong, Saya dan Juno duduk di baris kedua dari belakang. Di dalam ruangan auditorium ada sebuah layer proyektor dan dua buah led screen di tiap sudut untuk melihat slide pemateri.

Led screen img by : camera




Di sana kami disuguhi banyak hal. Mulai dari dasar pengetahuan investasi, macam-macam portofolio pasar modal (saham,obligasi,reksadana) yang tentunya berdasarkan asas Syari'ah karena saya ambil kelas SPM syari'ah.

Sederhananya, saham ternyata diperbolehkan dalam islam. Kata SAHAM saja diambil dari bahasa arab yakni Ashamun/sahmun' yang berarti "andil" atau "bagian". Seperti artinya, saham berarti ikut ambil bagian dalam sebuah unit usaha dengan penyertaan modal sebagai buktinya.

Dua jam berjalan, saya sudah cukup memahami konsep saham yang sesuai syari'ah dan diperbolehkan untuk transaksi jual-beli, pertama adalah adanya akkad Syirkah, syarat berikutnya dalam jual-beli saham syari'ah adalah saham yang hanya melantai di sektor publik dan non perbankan konvensional maupun industri dengan eksternalitas negatif (rokok, miras, dsb).

Pukul 12.00 waktu ISHOMA, saya dan Juno istirahat sebentar untuk menunaikan sholat Dzuhur.
Setelah 15 menit berselang, saya kembali ke ruangan. Saya yang sedari tiba dalam keadaan perut lapar selama menyimak materi tidak begitu fokus melihat atau mendengarkan. Syukur Alhamdulillah, kami dapat konsumsi yang cukup memuaskan. Sebuah nasi box dan snack kue tak lupa juga air mineral. mantap lah mz mb panitia :') u da real MVP!


Masuk sesi kedua (siang). Saatnya waktu praktek.
Kami diajarkan sebuah aplikasi dari panin sekuritas untuk login akun yang mana untuk bisa membukanya harus daftar melalui sekuritas lewat form atau datang langsung ke bank bersangkutan. Kemudian berbeda dengan sistem bank, saham memiliki rekening tersendiri berupa Rekening Dana Nasabah (RDN). Kegunaanya sama menampung uang, namun RDN hanya diperuntukkan bagi pemegang saham yang akan bertransaksi jual dan beli.
Waktu berjalan, mulai dari cara analisa teoritis dan teknikal sudah diberikan.
waktu menunjukkan pukul 16.00, sesi kedua selesai ditandai juga dengan berakhirnya rangkaian acara Sekolah pasar modal Syari'ah dari IDX pada gelombang ke-11 ini.

Begitu banyak pengalaman dan pembelajaran yang saya dapatkan. Sama halnya dengan melakukan aktivitas ketika perkuliahan, bedanya hanya waktu pada saat liburan. yup, ini baru #ProductiveHolidays gue.



Mungkin cukup sekian sepenggal kisah perjalanan saya dan teman saya dalam rangka kunjungan rekreasi dan edukasi ke bursa terbesar di Indonesia (Diluar bursa Surabaya). Sebagai penggerak roda perekonomian yang mempunyai peran vital dalam mengelola dana asing dan domestik, maka sudah barang tentu hal ini perlu dikembangkan bagi para pemuda-pemudi, teman-teman sekalian dan juga generasi-generasi penerus bangsa agar potensi ekonomi negeri kita bersama sumberdaya manusianya tidak kalah dan tergerus perkembangan zaman. Sekian.

Nubitol calon ESMUD (Aamiin) :p
#Antekkapital #KapitalisSyariah

Share:

0 komentar:

Posting Komentar

ASSALAMU'ALAIKUM.. SELAMAT DATANG DI BLOG SAYA. AMBIL MANFAAT, BUANG YANG KURANG BERKENAN :)

Hit and Visitors

@yazid.ulwan / 2022. Diberdayakan oleh Blogger.

Kita dan Bangsa!

Kita dan Bangsa!
cintailah negerimu, bagaimanapun kesenanganmu dengan budaya di negeri sana, pastikan darah juang selalu lekat dihatimu

Labels and Tags

Labels

Catatan Pinggir

Menulis dalam sebuah wadah yang baik demi kebermanfaatan, ialah suatu 'kewajiban' bagi saya meski sepatah-dua patah kata saja. --Jejak--