Liburan semester genap kali ini memiliki banyak cerita bagi saya, baik yang sudah lewat maupun yang baru akan saya jalani.
Selain memang liburan semester kali ini yang bersamaan
dengan momen ramadhan, idul fitri dan juga menjelang hari kemerdekaan, durasi libur
yang bisa dibilang cukup lama menambah kesan gabut namun mengasyikkan karena
dari situ lah muncul banyak ragam cerita.
Langsung ke topik yang saya singgung di atas,
ya!.. sebuah kunjungan gan n sis,
ke mana?
....
...
..
.
Bursa Efek Indonesia!
Sering disebut juga dengan IDX (Indonesia Stock Exchange),
beuh ntap jiwa! saya ngidam kesini sejak SMA, dan gak
kepikir bakal kesampaian akhirnya, hehe
"ok, back to back" -Drake
Awalnya saya diajak ikut sebuah seminar dan sekolah mengenai
pasar modal syari'ah oleh seorang teman SMA saya, namanya Arjuno (dulu anak
IPA). sedikit cerita saja sekarang dia sedang menempuh kuliah di PNJ dengan
program studi yang diambil yakni Adm Bisnis. (kita tahu anak IPA mah bebas)
Beberapa minggu sebelumnya, saya sebenarnya sudah
merecanakan ingin ikut sekolah pasar modal (SPM) yang konvensional ke IDX, tapi
waktu itu gak jadi, eh sekarang diajak temen yang syari'ah baru bisa
benar-benar menyempatkan diri, emang mesti coba yang berkah lebih dulu mungkin
ya gan n sis?
Tujuan kunjungannya apa bosqu?
Oke, jadi tujuan saya melakukan kunjungan kesana ya tentunya
pengen cari tahu dong info mengenai apa bursa efek itu?, bagaimana orang-orang
disana bekerja, lalu lihat-lihat sambil mata melongo ada grafik tab segede
gaban beserta komponen pendukung analisa bursa yang mutakhir dan up to date
banget.
Namanya saja sudah disetarakan dengan standar global
layaknya NYSX (New York Stock Exchange), LSE (London Stock Exchange) dan
lain-lainnya. Tentunya dengan penyematan label demikian standar operasional di
IDX ini tak boleh sembarangan dan gak jauh berbeda sama yang sudah maju di luar
sana.
Lanjut ngetrip hari H, saya berencana berangkat naik motor
karena menghindari macet dan memang sudah terbiasa bawa motor ketimbang si
gerobak besi yang sim nya entah sudah lumutan di dompet.
Kembali ke tanggal 19 Juli 2016 kemarin, dimulai pada pukul
06.00, saya sempatkan diri sarapan setelah rapih dan menyempatkan untuk sekadar
searching rute naik motor ke arah Sudirman. Bukan saya gak tahu atau buta
jalan, tapi saya dengar ada pengalihan jalan bagi para bikers yang ingin ke
arah Central Business District atau jantungnya kota Jakarta itu, karenanya saya
cari supaya gak nyasar.
Perjalanan keluar dimulai dari rumah saya di kawasan
Jurangmangu Barat, Pondok aren Tangerang selatan tepat pukul 07.00 pagi sesuai
janji dengan teman saya (Arjuno). saya bahkan cukup ngaret mengingat hari itu
hari libur yang super mager bagi saya untuk melangkah jalan ke luar rumah, tapi
mengingat sudah bayar biaya registrasi sebesar 100 ribu rupiah yang tidaklah
sedikit bagi anak kosan yang libur dirumah, seketika itu urung niat
males-malesan dan cepet-cepet capcus buat ketemuan di daerah Ciledug,
Tangerang.
Sesampainya di Ciledug, ternyata saya belum menemui kawan
saya itu, begitu saya hubungi dia ada di sebuah kios depan Dian Plaza daerah
pasar lembang, haha fix waktu itu saya merasa banget ada miskomunikasi
sebelumnya, dan ya.. maka terjadilah.
Lalu kami memutuskan untuk pindah meetpoint ke daerah Kreo
(depan univ. Budi Luhur). Untuk kelancaran perjalanan yang dikejar tenggat
rundown mulai pukul 09.00, saya coba berhenti di sebuah showroom mobil untuk
memudahkannya. Setibanya di sana, lagi-lagi saya tiba terlalu cepat meski
berangkat udah di ngaretin pake banget wkwk ((jiwa anak kosan)).
Akhirnya, setelah menunggu kurang lebih 15 menit, Arjuno
tiba dan gak pake banyak cing-cong saya cus ke Sudirman.
Sepanjang jalan banyak galian dan tiang pancang megaproyek
MRT yang menyita lahan dan membuat kemacetan semakin parah. namun saya paham,
megaproyek ini bukan main-main, Jakarta dan Palembang sedang gencar percepatan
pembangunan infrastruktur, diestimasikan proyek ini akan sangat bermanfaat bagi
moda transportasi publik di Jakarta dan Indonesia khususnya guna persiapan mobilisasi
para atlet dan turis negara-negara di Asia pada pagelaran Asian Games 2018
mendatang.
Satu jam perjalanan, belum sampai senayan. "duh, masih
jauh banget nget.." gumam saya lirih.
benar saja, jalan macet memang selalu jadi musuh bagi bikers
penglaju macem saya yang melintas wilayah ring urban dan suburban ibukota.
sempat nyasar beberapa kali sampai saya menepi untuk ngasih
minum kuda saya (baca: bensin motor) sembari searching lokasi via Waze dan
Gmaps dan Juno dengan sabar menunggu saya di tepi SPBU.
"Ok ketemu!, mayan deket nih" pungkas saya dalam
hati.
Selepas kuda minum hingga fulltank, saya putar arah bersama
Juno ke daerah CBD Sudirman seperti tadi, dan sedikit mengarah ke senayan.
Alhamdulillah.. akhirnya gedung itu mulai nampak di mata
ketika saya melihat logo yang familiar. Lingkaran merah berkelir buritan yang
entah menyerupai huruf X atau tanda silang.
![]() |
Gedung dan logo BEI / IDX
image by: indonesia-investments.com
|
Kami parkir motor di belakang gedung IDX, seberang Panin
sekuritas pusat dan dekat dengan tempat rekreasi edukasi indoor anak KidZania.
Masuk ke dalam gedung utama, tiba di tower 2 kami langsung
disalami (baca: disambut) mas dan bapak gagah security IDX yang kemudian
menanyakan maksud kedatangan kami.
"Mas, ada perlu apa ya?"
"Ini pak, emm mau ikut seminar saham"
"Sekolah pasar modal ya?"
"Ah.. Iya pak! hehe"
"Baik, mas masuk dulu, body checking, silahkan barang
bawaanya taro disini saja"
Setelah jelas dan diperbolehkan, barang bawaan kami
selanjutnya melalui tahap screening metal detector. Yang unik sekaligus
mengagumkan bagi saya adalah sistem keamanannya yang sangat ketat dan
komperhensif, bahkan bagi pekerjanya sekalipun (yang saya lihat).
Terhitung sebanyak 3 kali saya melewati proses pemeriksaan
dan tas bawaan juga di rogoh sampai saku-saku kecilnya.
Sesampainya di bagian dalam, saya mengambil kartu tanda
pengenal bertulis "visitor" yang ditujukan khusus bagi para
pengunjung. Kartu itu didapat dengan menukarkan satu dokumen pribadi sampai
kunjungan selesai. Saya menukarnya dengan SIM tipe A saya yang hampir tidak
pernah digunakan bahkan untuk dikeluarkan sekalipun. dang!.
Selanjutnya kami diarahkan ke lantai 1 dari groundfloor.
Jadi di gedung megah nan canggih ini hitungan lantai satu nya dimulai dari
lantai setelah GF (eh?) maksudnya dari lantai GroundFloor (GF) lalu 1,2,3 dan
seterusnya.
Di lantai dua sudah ada meja registrasi untuk peserta. Benar
saja, saya dan Juno telat satu jam lebih dari jadwal semestinya. Tapi, niat
kami sudah sampai, raga kami juga sudah, kenapa mesti khawatir untuk sebuah
pengalaman dan ilmu bermanfaat? tidak ada kata terlambat bukan? *eaapencitraan
Singkat cerita, kami masuk setelah menyerahkan beberapa
dokumen pendukung. Ternyata kondisi di dalam sudah cukup ramai meski ada
beberapa bangku yang kosong, Saya dan Juno duduk di baris kedua dari belakang.
Di dalam ruangan auditorium ada sebuah layer proyektor dan dua buah led screen
di tiap sudut untuk melihat slide pemateri.
![]() |
Led screen img by : camera |
Di sana kami disuguhi banyak hal. Mulai dari dasar
pengetahuan investasi, macam-macam portofolio pasar modal
(saham,obligasi,reksadana) yang tentunya berdasarkan asas Syari'ah karena saya
ambil kelas SPM syari'ah.
Sederhananya, saham ternyata diperbolehkan dalam islam. Kata
SAHAM saja diambil dari bahasa arab yakni Ashamun/sahmun' yang berarti
"andil" atau "bagian". Seperti artinya, saham berarti ikut
ambil bagian dalam sebuah unit usaha dengan penyertaan modal sebagai buktinya.
Dua jam berjalan, saya sudah cukup memahami konsep saham
yang sesuai syari'ah dan diperbolehkan untuk transaksi jual-beli, pertama
adalah adanya akkad Syirkah, syarat berikutnya dalam jual-beli saham syari'ah
adalah saham yang hanya melantai di sektor publik dan non perbankan
konvensional maupun industri dengan eksternalitas negatif (rokok, miras, dsb).
Pukul 12.00 waktu ISHOMA, saya dan Juno istirahat sebentar
untuk menunaikan sholat Dzuhur.
Setelah 15 menit berselang, saya kembali ke ruangan. Saya
yang sedari tiba dalam keadaan perut lapar selama menyimak materi tidak begitu
fokus melihat atau mendengarkan. Syukur Alhamdulillah, kami dapat konsumsi yang
cukup memuaskan. Sebuah nasi box dan snack kue tak lupa juga air mineral.
mantap lah mz mb panitia :') u da real MVP!
Masuk sesi kedua (siang). Saatnya waktu praktek.
Kami diajarkan sebuah aplikasi dari panin sekuritas untuk
login akun yang mana untuk bisa membukanya harus daftar melalui sekuritas lewat
form atau datang langsung ke bank bersangkutan. Kemudian berbeda dengan sistem
bank, saham memiliki rekening tersendiri berupa Rekening Dana Nasabah (RDN).
Kegunaanya sama menampung uang, namun RDN hanya diperuntukkan bagi pemegang saham
yang akan bertransaksi jual dan beli.
Waktu berjalan, mulai dari cara analisa teoritis dan
teknikal sudah diberikan.
waktu menunjukkan pukul 16.00, sesi kedua selesai ditandai
juga dengan berakhirnya rangkaian acara Sekolah pasar modal Syari'ah dari IDX
pada gelombang ke-11 ini.
Begitu banyak pengalaman dan pembelajaran yang saya
dapatkan. Sama halnya dengan melakukan aktivitas ketika perkuliahan, bedanya
hanya waktu pada saat liburan. yup, ini baru #ProductiveHolidays gue.
Mungkin cukup sekian sepenggal kisah perjalanan saya dan
teman saya dalam rangka kunjungan rekreasi dan edukasi ke bursa terbesar di
Indonesia (Diluar bursa Surabaya). Sebagai penggerak roda
perekonomian yang mempunyai peran vital dalam mengelola dana asing dan domestik,
maka sudah barang tentu hal ini perlu dikembangkan bagi para pemuda-pemudi,
teman-teman sekalian dan juga generasi-generasi penerus bangsa agar potensi
ekonomi negeri kita bersama sumberdaya manusianya tidak kalah dan tergerus
perkembangan zaman. Sekian.
![]() |
Nubitol calon ESMUD (Aamiin) :p #Antekkapital #KapitalisSyariah |
0 komentar:
Posting Komentar