"Jika engkau bukan anak raja dan bukan anak seorang ulama, maka jadilah seorang penulis" - Al Ghazali

Jumat, 19 Juni 2020

Memaknai Syukur

Klaim adalah penyakit bagi pejalan sunyi karena ia mengganggu ketulusan. Dikatakan misalnya, sepanjang seseorang masih mengklaim akan syukur, maka sesungguhnya ia belum merealisasikan esensi bersyukur yang tulus.
Hakikat syukur yang tulus ialah berterima kasih secara reflektif dan simultan. Perilaku berterima kasih sudah menjadi karakter dalam dirinya yang muncul secara otomatis setiap kali keadaan membutuhkan.
Dalam praktiknya, perbedaan antara syukur, yang berupa klaim dengan syukur yang tulus adalah perbedaan antara formalitas dengan sungguh-sungguh. Seseorang yang berterima kasih secara formalitas cukup dengan ucapan. Namun, yang sungguh-sungguh berterima kasih tidak dengan hanya ucapan.  Lebih dari itu, Ia lebih suka memberi, selalu berlapang dada, melapangkan kesulitan orang lain, rajin, apresiatif, akomodatif, dan bersemangat melakukan apa yang semestinya dilakukan.
.
Bersyukur bukan sekadar cukup dalam ucapan, tetapi memaknai dengan penuh apa yang sudah kita dapatkan. 
Teruslah "bersyukur" dengan caramu!

________
Source: Hakikat Syukur - Buya Kamba, dengan saduran penulis.
Gambar: diambil saat CFD Sudirman, Januari 2020
Share:
ASSALAMU'ALAIKUM.. SELAMAT DATANG DI BLOG SAYA. AMBIL MANFAAT, BUANG YANG KURANG BERKENAN :)

Hit and Visitors

@yazid.ulwan / 2022. Diberdayakan oleh Blogger.

Kita dan Bangsa!

Kita dan Bangsa!
cintailah negerimu, bagaimanapun kesenanganmu dengan budaya di negeri sana, pastikan darah juang selalu lekat dihatimu

Labels and Tags

Labels

Catatan Pinggir

Menulis dalam sebuah wadah yang baik demi kebermanfaatan, ialah suatu 'kewajiban' bagi saya meski sepatah-dua patah kata saja. --Jejak--