Namun bara nya jelas masih menyala-nyala
Aku tak tahu persis apa musababnya
Yang ku dengar, ada kepongahan di antara mereka
Sejenak, ku antar bertamasya ke masa lalu
Itulah saat yang paling ditunggu-tunggu
Lahirnya sebuah harap pembaharu
Menghiasi ladang subur dan lautan biru
Perlahan, kapal berlayar menyusuri jalan
Deburan ombak menyapu jejak perjuangan
Meski banyak onak dan duri yang tak terelakkan
Asa itu terus menjanji sampai ke tujuan
Namun, arus nan deras kerap ditemui
Hamparan pejal semenjana kian menjadi
Kata "berbeda-beda tetapi satu jua" yang indah ini
Semakin hari, terasa jauh panggang dari api
Kita tidak sedang mencari seorang yang salah
Seiya jua tak terbesit rasa untuk menyalahkan
Tapi, inilah saat untuk kembali menentu arah
Mengakhiri pragmatisme yang tak berkesudahan
Tujuh puluh enam tahun sudah
Kau bertarung menjaga marwah
Bergerak menyatukan seluruh tumpah darah
Melawan rongrongan para bedebah bermental penjajah
Kini, sampai manakah?
Semoga, masih ada jalan untuk menoleh kembali
Sebuah alasan yang bisa meyakinkan hati
Bahwa untuk menghadirkan makna "reintegrasi"
Bukanlah dengan menggali lubang yang sama lagi
Atau memang,
Zaman ini sudah membuncah,
Pada perubahan yang dinanti.
![]() |
Pantai Utara Jakarta, 2021 Jalasveva Jayamahe! |
0 komentar:
Posting Komentar