"Jika engkau bukan anak raja dan bukan anak seorang ulama, maka jadilah seorang penulis" - Al Ghazali

Selasa, 27 Desember 2016

Dakwah: Sebuah Perjalanan

Berbicara tetang Dakwah, akan sangat banyak definisi yang dipaparkan para ahli dan Alim ulama.
namun, rasanya saya sendiri belum mempunyai kapasitas yang cukup untuk membahas hal tersebut.

Dakwah memang terkesan asing di telinga orang yang tidak mengenalnya. Tapi, sebagai seorang muslim setidaknya PASTI ia pernah mendegar kata tersebut. Adalah sebuah kewajiban yang dibebankan kepada setiap muslim dalam jalan Dakwah. Oleh karenanya, ini sudah menjadi pilihan bagi ikhwah dan muslimin untuk menyebarluaskan serta meneruskan perjalanan panjang ini.

Hanya segelintir,
ya, segelintir orang saja yang mungkin tergerak dirinya untuk masuk dalam barisan ini,
mengapa disebut barisan? karena dari barisan/shaff  inilah kita dapat lihat cermin kesolidan ummat. Bila rapat, maka kuatlah ia meski diterjang badai "7 hari 7 malam". Namun, bila ikatan itu renggang, maka pastilah akan sirna seiring zaman.

Dakwah bukan perjalanan yang main-main, di dalamnya terdapat banyak amanah yang sudah dibuat dan mesti ditunaikan. Sebagai muslim dan terlebih lagi mukminin, amanah adalah sebuah beban yang teramat berat, bahkan Imam Al-Ghazali pernah bertanya kepada murid-muridnya: "Apa yang paling berat di dunia ini?". Ada  dari mereka yang menjawab baja, ada pula yang menjawab besi, dan gajah. Semua jawaban itu benar, kata Imam Ghozali. Tapi yang paling berat adalah "memegang AMANAH" (Al Ahzab 72)


Begitulah dakwah, sekumpulan dari amanah-amanah yang terhimpun seperti sebuah bahtera. Setiap bahtera itu memiliki nahkoda beserta awak-awak nya, setiap bahtera itu pula silih berganti seiring waktu berjalan.
Pada konteks kekinian pun, banyak metode yang diaplikasikan dalam berdakwah. Contohnya  seperti bentuk publikasi via social media/daring, forum studi dan kajian ilmiah dan sebagainya. Atau lebih jauh lagi, kita melihat Dakwah sebagai sebuah media perjuangan tidak hanya sekadar labelling pada golongan tertentu saja. Namun, memunculkan kesadaran bahwa seluruh muslim juga memiliki andil dalam hal ini. Bahkan, berbuat kebaikan, menyampaikan serta menyebarluaskannya juga sebuah aktualisasi nilai dakwah meski secara sederhana. Satu hal yang pasti ialah, dakwah itu sifatnya inklusif, bukan lagi sebuah hal yang eksklusif. Setiap orang (muslim) bisa mengambil peran yang penting ini.

Sebuah keniscayaan bagi Dakwah itu sendiri tidak akan lekang oleh zaman, terbuktilah bahwa ucapan saya diawal hanya sebuah "bola panas" hasil pemikiran saya yang tidak berlandaskan fakta. Toh, nyatanya jalan Dakwah masih terus hidup dari sejak dulu, kini bahkan dijamin oleh Rasulullah akan tetap berlangsung hingga akhir zaman. Tidak ihwal seberapa banyak golongan kita kelak. Yang pasti, perjalanan ini akan terus hidup selama masih ada orang mukmin yang percaya, meyakini dan mengamalkan, memperjuangkan jalan dakwah, meskipun iman dalam dirinya itu hanya sebesar biji zarrah (*biji sawi/ partikel yang kecil).

Pada akhirnya, Dakwah bukanlah pilihan semata, bukan  juga sekadar mainan pertaruhan mencari kebenaran. Karena benar adanya bahwa, "kebenaran satu tidak bisa menegasikan kebenaran lainnya", dan kita tidak pernah tau apa diri kita sudah benar sebagaimana mestinya, ataukah justru belum.

Maka, selama masih ada yang percaya bahwa jalan ini BENAR, lanjutkanlah!. Karena, Dakwah itu bak sebuah kewajiban, dakwah juga sebuah pilihan yang bisa kita ambil sebagai amalan.
Dan saya meyakini, jalan Dakwah tidak akan pernah berakhir hanya sampai sini.
Masih banyak rintangan yang menanti di fase-fase berikutnya. Level satu ke level lainnya siap menjadi ajang pembuktian bagi setiap orang yang ingin berjuang di jalan-Nya. Dan inilah, salah satu media yang bisa dijadikan tuk mewujudkan islam yang Rahmatan lil'alamiin kepada seluruh ummat. Insha Allah, semoga.
Share:

0 komentar:

Posting Komentar

ASSALAMU'ALAIKUM.. SELAMAT DATANG DI BLOG SAYA. AMBIL MANFAAT, BUANG YANG KURANG BERKENAN :)

Hit and Visitors

@yazid.ulwan / 2022. Diberdayakan oleh Blogger.

Kita dan Bangsa!

Kita dan Bangsa!
cintailah negerimu, bagaimanapun kesenanganmu dengan budaya di negeri sana, pastikan darah juang selalu lekat dihatimu

Labels and Tags

Labels

Catatan Pinggir

Menulis dalam sebuah wadah yang baik demi kebermanfaatan, ialah suatu 'kewajiban' bagi saya meski sepatah-dua patah kata saja. --Jejak--